Sebuah
Pemaksaan Diri
Semua bermula dari
halaqoh bersama mentor saya M. Hasbi Avissena, seorang mantan Ketua HMS ITS dan
sekarang sebagai Kemenko BEM ITS. Pada suatu waktu, beliau mengabari bahwa
telah dibuka beasiswa berbonus program pembinaan untuk SDM-SDM strategis ITS
dan UNAIR bernama PPSDMS, beasiswa dan program yang juga telah dia ikuti selama
dua tahun. Pemaparan yang beliau jabarkan mengenai PPSDMS begitu memberikan
nuansa ‘horor’ akan begitu padatnya kegiatan (harian, mingguan, bulanan, dan
khusus) sekaligus begitu banyaknya tuntutan (amal yaumiyah lengkap, aktivis
pergerakan, mahasiswa prestatif) berikut konsekuensi jika melanggar ketentuan
(dikeluarkan dari PPSDMS sekaligus mengembalikan seluruh beasiswa yang telah
diterima).
Setelah beberapa waktu
mengalami ‘konspirasi hati’ dan berpikir keras sekaligus memohon restu dari
orang tua, akhirnya kuputuskan untuk memaksakan diri mendaftar PPSDMS. Kusebut
‘memaksakan diri’ karena saya sebenarnya enggan untuk menjalani semua rutinitas
horor dalam PPSDMS, namun saya yakin semua itu adalah hal baik untuk saya. Tahap
demi tahap seleksi saya jalani, satu per satu rekan seperjuangan berguguran,
hingga tahapan final berupa presentasi dan wawancara saya jalani apa adanya dan
tanpa persiapan. Saya tidak terlalu optimis bahwa saya termasuk SDM strategis
yang mereka cari. Suatu pagi, Ageng Bimapratama, teman seperjuangan saya,
memberi jabatan keras, “Selamat Gif! Awakmu klebu PPSDMS”. Badan seketika
merinding, laptop langsung saya sambar untuk melihat pengumuman, dan saya lihat
nama saya dan Ageng termasuk dalam 35 mahasiswa lolos seleksi PPSDMS. Entah,
ketika itu saya bingung mendeskripsikan apa yang saya rasakan, dua perasaan
yang kontradiktif, antara senang dan menyesal.
Masa
Orientasi yang Extraordinary
Penandatangan kontrak,
sudah hilang rasa menyesalku, dengan tegas kutanda tangani perjanjian mengikuti
PPSDMS selama dua tahun berikut semua program-programnya. Awal Juli, pada saat
itu juga, dijabarkan bahwa akan banyak kegiatan asrama selama Ramadhan dalam
rangkaian kegiatan Bareng-bareng di Dolly dan kegiatan bersama warga. Baru saja
masuk, kami sudah disuguhi kegiatan aktivis, gerakan bermanfaat untuk warga
Dolly pasca penutupan. Sebuah masa orientasi yang luar biasa, ‘PPSDMS’ banget,
sekaligus bermanfaat.
Tidak diberi waktu
berlama-lama bereuforia dengan lebaran, kami diharuskan kembali ke asrama H+5
Idul fitri. Seketika itu kami diberi rutinitas padat ala PPSDMS. Bombardir
kebiasaan yang harus saya rubah seketika; hukuman fisik tanpa segan diberikan
untuk pelanggaran kedisiplinan sekecil apapun, budaya kebersihan begitu
ditegakkan, bahkan saya mengalami jet lag
karena jam 3.30 yang semula merupakan jam tidur saya mau tak mau sekarang harus
menjadi jam bangun saya. Tidak bisa saya bayangkan, dengan rutinitas seperti
ini saja agenda saya seketika hancur berantakan, entah bagaimana jadinya ketika
sudah aktif kuliah dilengkapi kegiatan-kegiatan organisasi dan bejibun aktivitas lainnya.
Hari
demi hari saya jalani, agenda demi agenda saya ikuti, saya pun mulai merasakan ritmenya. Kajian islam komtemporer, training minat bakat, selamatan kemerdekaan
bersama warga, pelatihan baris-berbaris, banyak kegiatan yang saya lakukan. Dan
puncaknya yaitu napak tilas kemerdekaan, kami jalan sehat 20km, mengunjungi
tempat-tempat bersejarah, mulai makam Bung Tomo, masjid Cheng-Ho, rumah HOS Cokroaminoto,
dan berakhir di Tugu Pahlawan. Kami kembali diingatkan bangsa ini dibangun dari
perjuangan orang-orang yang berani mewaqafkan dirinya untuk ditempa dan
akhirnya bisa mengubah dunia. Di samping tugu pahlawan yang berdiri tegak
menjulang, puluhan mimpi selangit dengan penuh percaya diri kami tuliskan,
mimpi yang saya tahu banyak orang akan mengatakan tidak mungkin, tapi saya
percaya penuh bersama kami dapat mewujudkannya. Saya pun akhirnya bersyukur dan
menyadari dengan PPSDMS, kehidupan saya akan jauh lebih dinamis dan bermanfaat.
Selain program-program PPSDMS
sendiri, ada hal lain yang membuat saya semakin bersyukur. Deep Introduction,
agenda yang memberikan kesempatan setiap personal peserta PPSDMS memperkenalkan
dirinya secara sangat detil dan mendalam. Bagi saya itu bukan hanya perkenalan,
melainkan sesi inspiratif atau dialog tokoh dimana setiap personal peserta
PPSDMS ternyata benar-benar SDM strategis di bidangnya, dari berbagai latar
belakang dan kepribadian, yang saling melengkapi satu sama lain membentuk satu
komunitas lengkap dan dinamis. Sebelum masuk dalam komunitas ini, jujur saya
sulit mencari komunitas yang cocok. Saya merasa lingkungan sekitar terlalu
sering menenggalamkan diri pada kesenangan pribadi. Dan saya bersyukur di sini
lah saya menemukan komunitas yang kondusif dan membangun serta saling mendorong
untuk bergerak maju.
National
Leadership Camp 2014
Masa orientasi tidak hanya
berlangsung di Surabaya, malah sebagai puncaknya, seluruh peserta PPSDMS dari
semua regional di Indonesia dikumpulkan dalam pelatihan bernama National
Leadership Camp (NLC) 2014. Berbagai cerita horor kembali sampai di telingaku.
Pentas seni, petugas apel terbaik, yel-yel terheboh, dan fisik kami persiapkan
menjelang keberangkatan ke Jakarta.
Selama NLC, kami
disuguhkan kedisiplinan tinggi mulai mobilisasi hingga waktu makan, pelatihan
Tae Kwon Do, pelatihan baris-berbaris, training Mengelola Hidup dan
Merencanakan Masa Depan (MHMMD) dan yang menjadi inti yaitu dialog-dialog
inspiratif dari jajaran pengurus pusat berikut tokoh-tokoh nasional:
- “Sistem Pembinaan dan Kurikulum PPSDMS” oleh M. Ichsan
- “Idealisme Pemuda Islam” oleh Drs. Abdi Sumaithi, MA
- “Arsitektur Paradigma Pemimpin Baru Indonesia” oleh Dr. Arief Munandar
- “Membangun Pemimpin Entrepreneur” oleh Sandiaga Uno
- “Membangun Paradigma Islam Komprehensif dan Moderat” oleh Ust. Musoli
- “Mutiara Kepempinan dalam Siroh Nabi SAW” oleh Bachtiar Firdaus
- “Perempuan Tiang Negara” oleh Dra. Wirianingsih
Melalui kegiatan-kegiatan itu, saya begitu banyak terinspirasi kembali
menemukan motivasi tinggi untuk bergerak maju. Saya tersadar begitu banyak
kekurangan yang perlu saya benahi dan begitu banyak masalah bangsa yang
memerlukan mozaik generasi muda untuk menyelesaikannya.
Hari keempat menjadi agenda spesial bagi semua peserta, yaitu Kenduri Kemerdekaan. Masing-masing regional menampilkan pentas seni budaya yang telah dipersiapkan sebelumnya, semuanya heboh dan mengagumkan. Disela-sela pertunjukkan antar regional juga disuguhkan puisi kebangsaan dari Helvy Tiara Rosa dan Neno Warisman, dan tak lupa Harmoni Angklung Interaktif dari Djoko Nugroho. Angkatan VI juga menampilkan pentas yang menurut saya sangat lengkap dan luar biasa, berisi budaya-budaya nusantara yang terkikis oleh budaya asing, keadaan bangsa yang terpecah sehingga mudah dieksploitasi bangsa luar, krisis moral pada generasi muda, dan ajakan untuk berjuang bersama membentuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat. Sungguh rasa nasionalisme dan cinta kebudayaan saya di sini tumbuh dan bangkit menggelora menguasai jiwa.
Gedung audiotorium FH
UI, tempat diadakannya agenda terakhir NLC 2014, yaitu wisuda angkatan VI dan
pengukuhan angkatan VII PPSDMS Nurul Fikri. Hadir pada acara tersebut beberapa
pejabat negara yang memberikan Keynote Speech:
- “Regenerasi Kepemimpinan Nasional dan Tantangan Perekonomian Indonesia” oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dr. Halim Alamsyah, SE, SH, MA
- “Regenerasi Kepemimpinan Bangsa untuk Indonesia yang Lebih Baik dan Bermartabat” oleh Ketua Otoritas Jasa Keuangan, Dr. Muliaman Hadad
- “Idealisme Pemimpin Muda untuk Indonesia Berjaya” oleh Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Prof. Jimly Asshidqqie
Disajikan juga dalam acara tersebut pemutaran video “12
Tahun PPSDMS” dan Penganugerahan PPSDMS Award untuk angkatan VI. Walau telah
berkali-kali mendengar, tak hentinya saya berdecak kagum dengan kegiatan dan
gerakan peserta PPSDMS yang begitu hebat memberikan manfaat, seperti gerakan
Future Leader Anti-corruption (FLAC), 9lobal anti-Ciggarette Movement (9cm),
Kelas Matahari, dan puluhan gerakan lainnya. Kekaguman saya juga teruntuk pada
peserta-peserta berprestasi, yang dapat membongkar paradigma kolot dan
membuktikan bahwa seseorang tidak hanya dapat menonjol pada satu bidang saja,
tapi juga dapat sekaligus menjadi da’i produktif, aktivis pergerakan, mahasiswa
prestatif dan pribadi dengan tingkat sosial tinggi secara bersamaan. Dan yang
paling luar biasa adalah ternyata dalam tiga tahun terakhir, regional terdepan
dan peserta PPSDMS terbaik dianugerahkan pada regional IV Surabaya, hal yang
membuat kami bangga sekaligus merinding akan tanggung jawab untuk
mempertahankannya.
Acara ditutup dengan foto bersama seluruh peserta
PPSDMS dan pembina pusat, nyanyian yel-yel kebersamaan dari semua regional,
yang menjadi atmosfer ikrar bersama agar semua kembali saling bertemu dengan
perubahan signifikan sekaligus prestasi-prestasi dari setiap personal peserta
PPSDMS pada NLC selanjutnya.
Ini
Hanya Sebuah Awal..
Selama tiga minggu, kehidupan saya dipenuhi hal-hal luar
biasa dinamis dan bermanfaat ketika berada di PPSDMS. Baru tiga minggu, dari total
keseluruhan dua tahun pembinaan PPSDMS, tidak bisa saya bayangkan apa jadinya
diri saya dua tahun kedepan. Yang saya yakini, semua mimpi kini serasa mungkin
untuk diwujudkan. Dengan keluarga baru ini, saya akan berjuang untuk mewujudkan
itu semua.